BUKU

Kamis, 13 Februari 2014

"siapa Anda" dari "Apa yang Anda baca"

dahulu, setelah mengikuti pembekalan di Training "view of live" cukup membuka tabir malas baca yang menyelimuti otak saya,  disana saya mendapat kan pelajaran bahwa apa yang kita baca akan mempengaruhi pemahaman, pemahaman ini lah yang terwujud dari pola fikir, pola fikir ini akan melahirkan pola sikap. sehingga bisa kita simpulkan ada benang merah disana bahwa sikap seseorang tergantung dari apa yang dia baca.

mulailah saya rajin rajin mencari bahan bacaan, apapun itu jika terdiri dari susunan huruf yang membentuk kalimat maka saya meraihnya untuk membaca, spontanitas dari keliaran ingin tahu ini tidak berimbas baik ternyata, saya dibingungkan oleh rasa ingin tahu saya, konon lagi bacaan yang tidak seragam acap kali timbul kontradiksi, bacaan a "begini", dan di b sudah "begitu". saya akhirnya menjadi kembali dikuasai oleh malas membaca. itulah sisi buruk dari semangat yang lahir secara instan. :D

hingga saya mendengar sebait kalam Tuhan


yang artinya "Bacalah dengan menyebut nama Tuhan mu yang Maha Penyayang. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaran Kalam".  ini benar benar menggetarkan hati merenyuh jiwa,  tidak ada keraguan pada seseuatu yang bersumber dari Firman. disanalah saya temukan kesadaran yang sebenarnya, bahwa membaca itu sangat sangat penting. bagaimana tidak, Allah mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam, maka membaca  adalah satu satu nya jalam yang dapat kita lakukan untuk memahami perintah Tuhan dan mengetahui larangan nya.

agar tidak lagi menemukan kejenuhan, maka saya harus menetapkan sendiri bacaan apa yang tidak akan membuat jenuh, yang tidak membimbang kan, ternyata adalah Al qur'an solusinya. tidak ada bacaan yang lebih membuat hati tenang melebihi ketenangan yang direfkeksikan oleh ayat ayat Tuhan

Bak membaca surat cinta, terkadang kita mampu menitihkan air mata karena takut pada ancama siksaan, balasan kepedihan bagi para pengingkar, kepayahan dalam safar dipadang mahsyar. tentang mizan, satu satunya pengadilan yang paling adil yang tidak kita temukan di dunia. kadar amal akan ditimbang. disana juga di gambarkan bagaimana sejarah peradaban yang telah memancangkan kejayaan di bumi akhirnya musnah, dimusnahkan karena kekufuran nya, bagaimana fir'aun yang akhirnya tenggelam karena kecongkakannya, dan bagaimana Qarun yang ditelan bumi karena kesombongannya, bagaimana kaum sodom yang digulung kedalam tanah karena mengingkari fitrah. dan kaum kaum lainnya yang binasa.

Terkadang kita bisa tersenyum sumringah dengan mengulum sejuta harapan, menghayalkan indahnya bisyarah (kabar gembira) tentang balasan atas kebaikan, disana digambarkan sungai sungai dengan air jernih mengalir begitu indahnya, istana istana dari perhiasan paling mewah yang tak kita temukan dii dunia, makanan makan lezat yang satu gigitan dengan gigitan selanjutnya berbeda rasanya, semakin lama semakin enak, bermandi dikolam kolam yang ditemani oleh para dendayang yang istimewa, dikawal oleh para bidadari yang selalu perawan. dengan piala piala minuman yang lebih Lux dari yang pernah kita saksikan di sepenjuru dunia.

lebih dari itu semua. Alqur'an mampu memberi ketenangan pada syaraf, otak dan organ tubuh lainnya, seorang ilmuan muslim pernah melakukan percobaan ilmiah di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat, dengan menggunakan alat penunjang untuk mendeteksi tekanan darah detak jantung dan respon otot pada objek yang ditelitinya. terbuktilah bahwa bacaan alqur an mampu memberikan dampak positif hingga 97 % bagi pembaca nya. penurunan depresi, dan kesedihan dan memberikan ketenangan jiwa. ini jauh lebih besar dari pengaruh mengkonsumsi coklat. atau cara lainnya.


saya tidak mengatakan bacaan selain al quran itu tidak baik, tetap saja ada kegunaan nya, membaca novel, teenlit, komik, koran, dan lainnya juga tidak ada salah nya, hanya saja selayaknya kita harus proporsional, menurut kadar nya masing masing. mengambil yang satu tidak harus mencampakkan yang lainnya. sekali lagi bacaan itu berpengaruh, seseorang yang gemar baca sastra akan menyukai sastra, yang terbiasa dengan cerita romansa akan terjerat dengan hayalan hayalan romantis, yang gemar membaca puisi akan dihanyutkan dengan sajak tanpa nada. yang sama sekali tidak mau membaca akan jadi "gila".



Wallahu a'lam.

Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur’an…”.
Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.
Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.
Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.
Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.
Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.
Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur’an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).
- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/06/26/21226-penelitian-ilmiah-pengaruh-bacaan-al-quran-pada-syaraf-otak-dan-organ-tubuh-lainnya-subhanallah-menakjubkan.html#sthash.V93t2vir.dpuf

6 komentar:

  1. Al Qur'an should be the highest position in our reading list. Nice aini

    BalasHapus
    Balasan
    1. ofcourse cutkak loen.. The best readings should be at the highest point.
      thanks sudah sudi mampir disini, :)

      Hapus
  2. membaca Al-Qur'an, kita akan mendapatkan pemahaman yang terus bertambah dari waktu ke waktu. saat ini kita membaca maka kita akan memperoleh sebuah pemahaman, di saat lain barangkali ada pemahaman tambahan. itulah keutamaan mempelajari al-Qur'an. (disarikan dari penjelasan Prof. Alyasa Abubakar)

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali bang Azhar, menambah ilmu dan bernilai amal, kita dapat dua hal sekaligus, sekali dayung dua pulau terlampaui, betapa beruntungnya seorang muslim yang rajin membaca dan mentadabburi Alqur'an.

      Hapus