BUKU

Jumat, 07 Maret 2014

Membaca Membuka Jendela Dunia

Setiap manusia yang baru lahir tidak ada satu orang pun yang langsung memahami bahasa. Hal pertama yang terdengar dari mereka adalah tangisan. Tangisan hanya suara yang tidak bisa disebut bahasa, sebab ungkapannya tidak mampu diartikan. Hal yang bisa dilakukan oleh si pendengar adalah memahami, menduga-duga sehingga mengambil kesimpulan sendiri. Menyimpulkan apa yang harus dilakukan untuk meredam tangisan tersebut.

Perkembangan tahapan belajar anak

Seiring tumbuh kembang, maka interaksi dengan lingkungan membuatnya memahami ungkapan ungkapan, sebutan dan nama-nama benda, sifat dan lain sebagainya. Tentunya dalam bahasa yang disajikan oleh lingkungan, tempat di mana ia berada. Pemahaman diperoleh melalui proses pengindraan. Fakta merupakan sebuah sinyal yang ditangkap oleh panca indra.

Telinga menangkap sinyal suara, kulit menangkap sinyal tekstur, mata menangkap sinyal visual bentuk dan warna, hidung menangkap sinyal pembauan, dan lidah menangkap sinyal pengecapan rasa. Sinyal yang ditangkap oleh indra kemudian disalurkan ke otak. Otak akan mencocokkan sinyal ini dengan maklumat sabiqa' (informasi sebelumnya,) maka terwujudlah sebuah kesimpulan.

Rangkaian kerja inilah yang disebut dengan akal. Akal merupakan proses berfikir yang melibatkan empat komponen, yaitu fakta, indra, otak dan ma'lumat sabiqa'.

Lalu, apa kaitan akal atau proses berfikir dengan menulis dan membaca?

Kaitannya adalah membaca membentuk ma'lumat sabiqa. Seorang yang ingin menulis maka dia harus membaca. Bacaan akan menjadi bahan tulisan, tentu saja tidak hanya dalam bentuk resensi. Membaca tak ubahnya membuat file ma'lumat sabiqa di otak bagi Si penulis. Hal yang belum diketahui sebelumnya menjadi diketahui dengan adanya bacaan. Bukankah untuk menjawab suatu pertanyaaan didahului oleh mendengar jawaban dari yang lainnya?

Dulu waktu masih kecil saya sering mendengar istilah membaca membuka jendela dunia. Kalimat ini memang belum saya pahami ketika itu, ternyata sekarang saya mendapatkan makna yang terkandung di dalam kalimat tersebut. Ini membuktikan bahwa ma'lumat sabiqa yang terbentuk waktu itu terjawab sekarang.

Seseorang yang rajin membaca maka akan mendapati bahwa dunia di luar sana berjuta ragam. Tanpa harus beranjak dari tempat duduknya, ia dapat mengetahui perubahan bahasa, perbedaan budaya dan lingkungan, serta bentuk peradaban. Ini semua berkat membaca. Mengetahui dunia tanpa harus beranjak dari tempat duduk. Mempelajari sejarah juga dengan membaca, mengetahui bagaimana gambaran kehidupan di masa lalu yang dituliskan oleh orang terdahulu. Kita dapat menyelam ke masa lalu melalui bacaan tersebut.

Hal yang dituliskan oleh masa lalu kita baca dimasa sekarang, maka kita yang berada di masa sekarang semestinya juga harus menulis. Tulisan kita dimasa sekarang akan menjadi bacaan bagi masa depan. Karena kita adalah masa lalu bagi masa depan.

catatan masa lalu
Hebatnya seorang penulis adalah mereka dapat berinteraksi dengan masa depan, yang ketika itu ia telah tidak ada lagi di sana. Jika tulisannya bagus maka seakan pembaca sedang berinteraksi langsung dengan penulis. Kalimat-kalimat pertanyaan Si penulis dijawab oleh Si pembaca. Inilah interaksi yang sangat istimewa, interaksi yang menembus batas ada dengan tiada. menembus batas waktu dan membuka jendela dunia. Menulislah untuk melawan lupa dan menulislah untuk memperpanjang usia. 

6 komentar:

  1. Bagaimana dengan mesin waktu. Kita dapat menjadi pembaca di masa mendatang terhadap tulisan-tulisan kita di masa lalu. (Aha moment)

    BalasHapus
  2. mari kita pinjam "mesin waktu" dan "pintu kemana" saja dari dora emon bang,,
    pasti dikasih
    setau aini doraemon itu baik dia. heeehee
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe .. eh, judul blognya ditampilkan dengan sangat keren ya. Pilihan warnanya di sini juga nyaman dilihatnya :-)

      Hapus
    2. Alhamdulillah,,
      iya bang, aini berasa teduh dengan hijau lembut seperti ini, :)
      walaupun demikian, kemana mana tetap saja yang di blog abang jauh lebih keren (y)

      Hapus